Serunya Jeep Offroad di Goa Pindul

Dewa Bejo merupakan singkatan dari Desa Wisata Bejiharjo yang menjadi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) resmi dengan izin dari pemerintah daerah. Dalam Bahasa Jawa, bejo berarti beruntung. Maka Dewa Bejo dapat diartikan sebagai dewa keberuntungan. Berharap, wisata di Goa Pindul membawa keberuntungan untuk masyarakat di Desa Bejiharjo maupun masyarakat yang datang sebagai wisatawan.

Baca selengkapnya

Menyusuri Goa Tanding yang Cantik Bersama Dewa Bejo

Menyusuri Goa Tanding yang Cantik Bersama Dewa Bejo

Hai sahabat Dewa Bejo! Bagaimana harimu di tahun baru? Apakah bahagia, atau justru semakin stres? Jika stres melanda, segeralah merapat ke tempat kami. Karena kami selalu punya obatnya.

Selain terkenal dengan Goa Pindul dan body rafting Sungai Oya, kami juga memiliki paket wisata berupa meyusuri goa cantik di bawah tanah menggunakan ban karet. Berada dalam satu kawasan dengan Goa Pindul, objek wisata ini dikenal dengan nama Goa Tanding.

Baca selengkapnya

Menyambut 2020

Goa Tanding

Tahun 2019 telah berlalu. Perjalanan panjang telah kami lewati. Banyak suka, apalagi duka. Jika harus mengingat-ingat kejadian lama, rasanya sulit untuk menghilangkan luka. Biarlah luka itu terus membekas. Sebagai saksi anak cucu kami tentang siapa yang berjuang. Tentu kami tidak akan pernah lupa. Karena perjuangan tetap harus diteruskan.

Baca selengkapnya

Bersama Biduannya POP Hotel Malioboro

Dewa Bejo, operator resmi Goa Pindul Yogyakarta merupakan operator perintis wisata susur gua dan sungai di Desa Bejiharjo, Gunungkidul. Sebagai operator resmi yang mengedepankan pelayanan dan profesionalitas kerja, kami akan terus melakukan inovasi pengembangan paket wisata untuk Anda. Salah satunya adalah jeep offroad di Sungai Oya.

Baca selengkapnya

Sejarah

Di Balik Nama Besar Goa Pindul

Subagyo Goa PindulKeindahan Objek Wisata Goa Pindul di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendunia. Hal itu tidak lepas dari keberhasilan warga setempat mengubah sungai bawah tanah menjadi tempat wisata susur gua menggunakan ban dalam atau cave tubing.

Nama Subagyo tidak bisa lepas dari eksotisme cave tubing Goa Pindul tersebut. Sebab, Ketua Desa Wisata Bejiharjo (Dewa Bejo) itulah yang merintis pembukaan gua tersebut, mulai dari pembersihan, pendekatan kepada sesepuh desa, ritual, sampai pemberdayaan masyarakat setempat.

Subagyo mengungkapkan, pada 2010 terlintas dalam benaknya untuk menjadikan Goa Pindul sebagai tempat wisata dan petualangan. Dimana pada saat itu, gua hanya dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. ’’Orang-orang menganggap saya dan teman-teman stres. Sebab, tiap hari hanya di gua, bersih-bersih dasar sungai dan atap’’, ungkap pria yang lahir di Dusun Gelaran 1, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul tersebut.

Subagyo bersama rekannya; Tukidjo, Ratmin, dan Paryo, sejak pagi hingga petang, selalu berada di gua. Mereka membersihkan dasar sungai dan menyikat langit-langit agar terlihat bersih. Mereka mengumpulkan berbagai sampah, seperti plastik, pecahan kaca, botol, kaleng, dan pakaian bekas untuk dibuang. Saat dibersihkan, jumlahnya limbah kaca mencapai 11 karung. Menurut Subagyo, sebenarnya para sesepuh desa melarang mereka membersihkan gua tersebut karena dianggap bisa celaka.

Subagyo tidak membantah keyakinan sebagian orang yang menganggap Goa Pindul keramat, angker, dan banyak mahluk halusnya. Untuk itu, ia dan rekan-rekannya melakukan ritual, memohon pada Yang Maha Kuasa supaya lancar selama bekerja bakti membersihkan dan menata gua. Akhirnya semua berjalan baik meskipun sempat ada insiden. Subagyo mengungkapkan, pada 2010 terlintas dalam benaknya untuk menjadikan Goa Pindul sebagai tempat wisata dan petualangan. Dimana pada saat itu, gua hanya dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. ’’Orang-orang menganggap saya dan teman-teman stres. Sebab, tiap hari hanya di gua, bersih-bersih dasar sungai dan atap’’, ungkap pria yang lahir di Dusun Gelaran 1, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul tersebut.

Merintis goa pindul

Subagyo bersama rekannya; Tukidjo, Ratmin, dan Paryo, sejak pagi hingga petang, selalu berada di gua. Mereka membersihkan dasar sungai dan menyikat langit-langit agar terlihat bersih. Mereka mengumpulkan berbagai sampah, seperti plastik, pecahan kaca, botol, kaleng, dan pakaian bekas untuk dibuang. Saat dibersihkan, jumlahnya limbah kaca mencapai 11 karung. Menurut Subagyo, sebenarnya para sesepuh desa melarang mereka membersihkan gua tersebut karena dianggap bisa celaka.

Subagyo tidak membantah keyakinan sebagian orang yang menganggap Goa Pindul keramat, angker, dan banyak mahluk halusnya. Untuk itu, ia dan rekan-rekannya melakukan ritual, memohon pada Yang Maha Kuasa supaya lancar selama bekerja bakti membersihkan dan menata gua. Akhirnya semua berjalan baik meskipun sempat ada insiden.

“Salah seorang dari kami jatuh dari langit-langit yang cukup tinggi. Alhamdulillah tidak mengalami luka serius. Kami meneruskan pekerjaan tentu lebih berhati-hati dan tidak bilang siapa-siapa kalau ada yang jatuh. Begitu tersiar kabar ada yang jatuh pasti bikin ribut’’,tutur Bagyo, panggilan akrabnya.

Ribuan Orang

 

Setelah gua tampak bersih, Subagyo memberanikan diri membuka Pindul sebagai objek wisata. Jumlah pengunjung waktu itu hanya 100-an orang.

Setahun berikutnya melonjak menjadi 70.000-80.000 orang dan selama Januari-Agustus 2013, tercatat 122.000 orang. Bayangkan, dalam sekejap Gua Pindul mampu menjadi magnet bagi ribuan orang dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan mancanegara.

Para peloncong dapat menikmati panorama alam di dalam gua yang terdapat aliran sungai tersebut. Aliran sungai di gua sepanjang sekitar 300 meter itu bersahabat, cukup tenang, dan tidak terlalu banyak gelombang. Dalam waktu singkat, kondisi Bejiharjo berubah. Ribuan orang terlibat dalam wisata Goa Pindul. Mereka bukan hanya penduduk setempat, tapi melibatkan pula warga sekitarnya. Warung-warung makan bermunculan, area parkir ada di mana-mana, beberapa orang malah mendirikan homestaylengkap dengan fasilitas AC.

’’Hampir seribu orang terlibat dalam wisata Goa Pindul, ada yang menjadi pemandu, membuka warung, penginapan. Semula mereka menganggur, namun setelah ada objek wisata ini tidak ada lagi yang menganggur”, ungkap Bagyo sambil menjelaskan sejumlah penghargaan yang diperoleh desa wisatanya.

Bejiharjo memperoleh penghargaan sebagai juara pertama desa wisata tingkat DIY dan nasional pada 2012. Desa itu juga menerima penghargaan Desa Wisata Penerima PNPM Mandiri pada tahun yang sama. Kementerian Pariwisata memberinya penghargaan 10 besar penerima Cipta Award kategori pelestarian lingkungan.

Bagyo menyadari Goa Pindul bukan lagi milik kelompok dan desanya. Goa Pindul sudah menjadi milik masyarakat DIY. Sebenarnya, kata dia, masih ada sembilan gua yang bisa menjadi objek wisata dan sekarang dalam proses penataan. Dia ingin kelak seluruh objek wisata yang ada mampu menonjol meskipun ikonnya masih Pindul.

Namun, ketenaran Goa Pindul membuat Subagyo berurusan dengan polisi. Dia berkali-kali dilaporkan oleh pemilik tanah gua dengan alasan mengelola lahan milik orang lain. Warga membelanya karena aktivitasnya untuk kesejahteraan masyarakat bukan kepentingan pribadi.

Kasus Pindul

Hingga kini, persoalan dengan pemilik tanah belum selesai. Subagyo dan warga sudah meminta Pemkab Gunungkidul untuk memediasi. ’’Apa pun nanti keputusan Pemkab, kami akan tunduk dan menaatinya. Kami tidak ingin melanggar hukum’’,ujar Bagyo. (Agung PW-71)

 

Baca juga artikel ini

Harga Khusus Travel Agent November – Desember 2018

Goa Pindul

Delapan tahun sudah Dewa Bejo mengawal pariwisata di Goa Pindul. Ribuan warga secara tidak langsung bahkan merasakan langsung manfaatnya. Jutaan tamu telah datang silih berganti. Merasakan sensasi berwisata susur gua di tempat kami. Semua itu tentunya bukan apa-apa. Jika harus dibanding peran serta para Biro Perjalanan Wisata yang terus setia dan loyal kepada kami. Karena berkat rekan-rekan Biro Perjalanan Wisata lah, kami bisa mencapai titik mandiri seperti ini.

Untuk menutup tahun 2018. Tak banyak yang bisa kami haturkan selain rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan rasa terimakasih kepada seluruh elemen masyarakat yang secara tidak langsung membantu kami. Baca selengkapnya